Di bawah sengatan matahari ia
berjalan dengan amarah dan pikiran yang tak terarah .Ingin rasanya ia
melampiampiaskan semua,kepada siapa saja yang berpapasan dengannya.Namun
tindakan konyol itu tak mungkin ia
lakukan.
Ditambah lagi kehadiran surat kaleng yang selalu menghiasi sela-sela pintu
kostannya akhir-akhir ini.Itu adalah surat ke 17 yang ia
terima.Srek..srek..dibukanya amplop putih dengan desain hati itu.Ia kaget
dengan ungkapan cinta yang tertera,itu jelas membuat amarahnya makin tak reda.
Ia
sangat tidak menyukai sesuatu yang bertele-tele dan tidak jelas.Dilemparnya
tulisan tadi ke dalam sebuah kotak usang yang emang disediakan untuk tempat
sampah di kamarnya.Cukup lelah ia hari ini,direbahkan badab kurusnya itu di
ranjang,pikirannyapun melayang.Ia teringat akan amplop putih tadi,rasa
penasaranpun menggerogoti pikirannya.
Untuk
menjawab semua ketidakjelasan itu,Ari membuat ancang-ancang ,bahwa besok ia
akan menyelidiki orang yang selama ini mengirimkan semua surat tak jelas
itu.Keesokan harinya,Ari pulang lebih awal dari jadwal pulang,sekedar untuk
menjalankan siasatnya semalam.Ia berdiri di sebuah pohon besar yang berada
tidak jauh dari tempat kostannya.Setengah jam ia menunggu bertahan dengan rasa
penasaran itu,tapi kehadiran orang yang diharapkan tak kunjung datang,ia pun
mulai putus asa,dengan malas ia melangkahkan kaki meninggalkan tempat
persembunyian.Baru saja ayunan langkah pertama,ia membalikkan badan dan kembali
bersembunyi.Sosok gadis berambut panjang dengan kacamata menghiasi pipi
lonjongnya,meletakkan sesuatu di sela-sela pintu kostan Ari dengan
sembunyi-sembunyi.
Alangkah
terkejutnya Ari ketika menyadari penulis
surat kaleng selama ini adalah Arini,cewek cupu yang juga satu sekolah
dengannya,yang khas dengan keluguan dan kepolosannya.
“Wuuaaa mimpi apa gue semalam??
Kenapa harus berurusan dengan cewek itu?!!
Aaaarrghh…”
Ia terus
menggerutu tak jelas,menyalahkan keadaan.Setelah gadis itu lenyap dari
pandangannya,Ari langsung menbuka surat dari cewek tadi dengan perasaan kesal.
“Ini
orang atau apa sih,gak punya malu sedikitpun,
minta-minta nomor Hp gue segala..”
Ari
menceritakan semua itu kepada sobat karibnya,Karel, yang juga menyukai sesuatu
yang berbau puitis.Tapi sayang,temannya itu berada di pulau yang berbeda
dengannya.Karel pun menanggapi dengan antusias.
“Wah bagus donk Riii…kalau gue pasti
beruntung banget tuh dikirimin puisi-puisi cinta
gitu,dalem
banget loh bahasanya.Dua jempol buat
dia..”
“Masalahnya bukan itu,kenapa kata-kata itu
mesti keluar dari cewek itu??
Andai saja itu dari mantan gue,pasti gue
balas terus tuh”
“Wah tega lu Ri…hargai kek niat orang
lain,jangan liat kurangnya doank”
Percakapan
berakhir dengan perdebatan dua sahabat yang saling berbeda pikiran.
Arini tak kunjung mendapat balasan
dari suratnya itu,ia tak putus arang,terus dikirimnya surat yang sama kepada
‘pangeran impian’.Alhasil,tepat pada surat ke 20,Arini mendapat balasan suratnya
dan sekaligus berisi 12 digit nomor Hp.Semenjak
saat itu,surat kaleng tak lagi menghiasi
kehidupan Ari,membuatnya sedikit rileks untuk memasuki
singgasananya.Saat itu juga Arini tak
pernah absen untuk mengirim kata-kata puitis ke nomor yang berakhiran 96 itu.Ditambah
lagi,setiap sms yang dikirim,selalu mendapat balasan yang juga tak kalah
puitis.Sekarang barulah ia menyadari kalau Ari tidak hanya ligat dalam bermain
music tapi juga hebat dalam bermain kata-kata.Kekagumannya semakin bertambah
begitu juga dengan cintanya.
Keesokan harinya di sekolah,Arini
dan Tita sahabatnya,bermaksud hendak menuju kantin sekolah.Degupan jantung
Arini mengencang ketika menyadari kalau barusan ia berpapasan dengan ‘pangeran
impian’nya.Jantungnya serasa ingin copot ketika Ari melemparkan senyum khas 10cm
nya.
Arini
tak sanggup berkat apa-apa lagi,ia melompat kegirangan layaknya anak kecil yang
dapat mainan baru.
“Ciyeee
yang lagi seneng..”
“Haha
bisa aja kamu Ta,tapi senyumnya itu loh..
serasa membuatku melayang terbang
mengalahkan senyuman bulan yang hadir di
setiap malam”
“Hahaha gila nih anak ..”
Sekarang adalah hari yang begitu bersejarah bagi Arini
karena di hari inilah ia dilahirkan,sesuai dengan permintaanya semalam,Ari
bakal melakukan sesuatu yang special tepatnya di Taman Anggrek.
Arini membongkar-bongkar
baju yang bergantungan di lemari kamarnya.Bahkan ia meminta Tita untuk menjadi
komentator penampilannya ,ia ingin terlihat sempurna khusus buat hari ini.Arini
pamit sama Tita,entah kenapa Tita sangat sedih dan takut melepas Arini.Air mata
mulai membanjiri pelupuk matanya,ketika Arini sudah pergi.
Tiga jam sudah Arini
menunggu,sedikipun batang hidung ‘pangeran impian’nya tak kelihatan,ia mulai
gelisah namun tetap denagn keyakinannya ARI PASTI DATANG !
Sengatan
matahari tak mengurung niatnya untuk tetap menanti,sekarang awan sudah mulai
hitam,tetes demi tetes air hujan mulai membasahi bumi.Ia tetap menanti tanpa
ada seorangpun yang menemani.
Hujan
sekalipun takkan mejadi penghalang baginya,semua ini ia lakukan karena cinta.
Tubuhnya
menggigil,bibirnya pucat,matanya menutup.
Dicobanya
mengingat lagi kata-kata manis dan senyum khas 10cm yang ia dapat dari
‘pangeran impian’ nya kemaren.Ternyata cukup ampuh untuk menenangkan batinnya
yang dipenuhi dengan keraguan dan kekecewaan.Itulah…ya benar hanya itulah yang
membuatnya sanggup bertahan di tengah hujan badai ini ! Bangku panjang inilah
yang akan menjadi saksi bisu betapa besar dan dalam kekuatan cintanya.
Dengan malas Tita melangkah keluar
menunggu angkot untuk membelikansusu buat
adiknya yang sudah merengek sedari tadi.Cukup menyebalkan,angkot yang
ditunggu tak kunjung lewat.
Tiba-tiba
motor X2000 yang dikendarai laki-laki
berjaket kulit berhenti di hadapannya.
“Mau kemana Ta??”
“Eh bukannya kamu ada janji ya sam Arini??”
“hah??Janji???”
“Iya katanya tadi mau ketemu kamu di Taman
Anggrek,
udah berangkat 5 jam yang lewatloh,aku
khawatir dia kedinginan
dianya gak bawa paying,pake pakaian tipis
lagi.Kamu kok gak tau??”
Belum
sempat pertanyaan Tita dijawab,Ari sudah melesat dengan kecepatan kilat menuju
tempat yang barusan dikatakan Tita.Pikiran Ari tak lepas dari Arini,ia terus menyesali
perbuatannya yang dengan teganya membohongi Arini..
“Maafkan
aku Niii…sebenarnya nomor Hp yang aku kasih itu bukanlah nomor aku,melainkan
nomor temanku yang juga menyukai sesuatu yang berbau puitis sama
sepertimu..”gumam Ari dalam hati.
Sesampainya
di Taman Anggrek,Ari tak menemukan seseorangpun disana,hanya sepucuk surat di
atas bangku taman yang sengaja dilapisi plastik bening agar tidak
kehujanan.Surat itu tidak asing lagi di mata Ari,karena sama persis dengan
surat kaleng yang sering diterimanya dulu.
Di akhir
surat hatinya menangis,teriris,menghujam dalam bak dihunus pedang tajam.
Andai
kamu tau..
Aku
lebih memilih untuk disakiti dengan kejujuran
daripada
harus dibahagiakan dengan kebohongan.
Itu
lebih membuatku sakit.
Mungkin
benar,,
Kita
ibarat air dan api
yang
takkan pernah bisa menyatu.
Barang
sedetikpun !
Maafkan
aku yang terlalu mengaharapkanmu :’(
Selamat
jalan ‘pangeran impianku’
Tak lama
kemudian air mata mengalir deras di kedua pipi Ari,tanpa bisa dibendung lagi.Ia
bahkan berteriak keras dan tersimpuh lunglai di bawah derasnya air hujan.
Sekarang
barulah ia mengerti akan arti dari “kehilangan”.
*)terinspirasi
dari kisah asmara salah seorang teman kelas saya di XI IPA 2